BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia
mempunyai akal yang membedakannya dengan makhluk lainnya, seperti hewan dan
tumbuhan. Akal yang dimilikinya membuat manusia mempunyai kemampuan untuk
mencapai tujuan hidup dalam kehidupannya. Manusia juga mampu membuat peralatan-
peralatan yang dapat meringankan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemampuan manusia membuat peralatan bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan
begitu saja, tetapi telah melalui proses pengalaman. Pengalaman-pengalaman yang
telah dilalui menjadi dasar bagi pembentukan pengetahuan, dengan pengetahuan
yang telah dimiliki inilah manusia dapat membuat peralatan-peralatan tersebut.
Pengetahuan
yang diperoleh melalui pengalaman menyebabkan manusia terus mengembangkan
pengetahuannya. Untuk mengembangkan pengetahuannya tersebut dibutuhkan juga
sarana. Sarana yang baik memungkinkan manusia akan memperoleh pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir
yang benar. Berpikir ilmiah dan melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, bertujuan
memperoleh pengetahuan yang benar atau
pengetahuan ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia jelas memerlukan sarana atau alat berpikir
ilmiah. Sarana ini bersifat pasti, sehingga aktivitas atau kegiatan ilmiah
tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut. Penguasaan sarana
ilmiah sangat penting bagi ilmuwan agar
dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana berpikir ilmiah membantu
manusia menggunakan akalnya untuk berpikir dengan benar dan menemukan ilmu yang
benar.
Suriasumantri
(2009:167), “Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan
sarana berpikir ilmiah?
2. Apakah tujuan sarana berpikir
ilmiah?
3. Apakah fungsi sarana berpikir
ilmiah?
4. Apa saja peranan sarana berpikir
ilmiah tersebut ?
5. Bagaimanakah hubungan antara
sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika, dan statistika ?
C. Tujuan
Makalah
ini ditulis untuk membahas dan memahami tentang sarana berpikir ilmiah, meliputi:
pengertian sarana berpikir ilmiah, tujuan sarana berpikir ilmiah, fungsi
sarana berpikir ilmiah, sarana apa saja
yang mendukung seseorang untuk berpikir ilmiah, dan bagaimanakah hubungan
antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika, dan statistika.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berfikir Ilmiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis
adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan
fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan
sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian
gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai
pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan
akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang
di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan
atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir
yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
B.
Pengertian
Sarana Berpikir Ilmiah
Surisumantri
(2009:165), ”Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh”. Sarana ilmiah merupakan
suatu alat, dengan alat ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat
manusia melakukan tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai
dengan tahapan tersebut. Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena
manusia berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat
berpikir yang benar.
Untuk
mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir diperlukan
untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir ilmiah
ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika (Suriasumantri,
2009:167). Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal
untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat
berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat diterima
kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif
sehingga orang lain dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk
menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif
untuk mencari kebenaran secara umum.
Dalam
proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi
tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :
a.
Sarana
ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwasarana ilmiah
itu merupakan kumpulan
pengetahuan yang didapatkanberdasarkan metode ilmiah. Seperti
diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmuumpamanya adalah
penggunaan induksi dan
deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir
ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara
lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode
tersendiri dalam mendapatkan
pengetahuaannya yang berbeda
dengan sarana berpikir ilmiah.
b.
Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah
ilmu secara baik.
Sedangkan tujuan mempelajari
ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan
pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita
sehari-hari. Dalam hal ini maka saranaberpikir
ilmiah merupakan alat
bagi cabang-cabang ilmu
untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Jelaslah
bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda
dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana
berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkanmerupakan ilmu
tersendiri.
C.
Tujuan
Sarana Berpikir Ilmiah
Suriasumantri
(2009:167), Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa
memecahkan masalah kita sehari-hari.
Harus
dibedakan antara tujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan mempelajari ilmu.
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan
penelaahan ilmiah. Untuk memaksimalkan kemampuan manusia dalam berpikir menurut
kerangka berpikir yang benar maka
diperlukan pengetahuan tentang sarana berpikir ilmiah dengan baik pula. Manusia
mempelajari ilmu agar dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
terjadi dalam kehidupannya. Manusia dapat meningkatkan kemakmuran hidupnya
dengan ilmu yang telah dipelajarinya.
D.
Fungsi
Sarana Berpikir Ilmiah
Suriasumantri
(2009:167), ”... fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan
bukan merupakan ilmu itu sendiri”.
Sarana
ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara
menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Suriasumantri, 2009:165).
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu berupa sarana
berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah
hanyalah alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu.
Sarana berpikir ilmiah bukanlah suatu ilmu yang diperoleh melalui proses
kegiatan ilmiah.
E.
Peranan
Sarana Berpikir ilmiah
Sarana
berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan
matematika, serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah.
Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif
sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika
dan statistika mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari
konsep-konsep yang berlaku umum.
1. Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir
ilmiah
Bahasa
memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia.
Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatiakan bahasa dan menggapnya
sebagai suatu hal yang bisa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa
mempunyai pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan
manusia dari ciptaan lainnya. Banyak ahli bahasayang telah memberikan uraiannya
tentang pengertiannya tentang pegertian bahasa. Pernyataan tersebut
tentunya berbeda-beda cara menyampikannya. Seperti pendapat Bloch and
Trager mengatakan bahwa : a
language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which asocial group
cooperates (bahasa adalah
suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu
kelompok sosial sebagai alat untuk komunikasi). Peran bahasa disini adalah
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses
berpikir ilmiah dan sebagai sarana komunikasi antar manusia tanpa bahasa tiada
komunikasi.
Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu:
·
Informatif yang
berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi
atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari
kesalah pahaman Informasi.
·
Reproduktif adalah
bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi
yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
·
Intersubjektif,
yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para
pemakainya.
·
Antiseptik berarti
bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada
kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
Bahasa ilmiah
berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh
proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang
merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat-syarat: Bebas dari unsur
emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya
mempunyai dua fungsi utama yakni,
·
Sebagai
sarana komunikasi antar manusia.
·
Sebagai
sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa
tersebut.
Bahasa
adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan.
Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya,
pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan
bagian yang integral dari kebijaksanaan
nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.
Ada dua pengolongan bahasa yang
umumnya dibedakan yaitu :
§ Bahasa alamiah yaitu bahasa
sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh
alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
§ Bahasa buatan adalah bahasa yang
disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran
untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa
istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan inilah yang
dikenal dengan bahasa ilmiah.
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai
berikut:
·
Bahasa alamiah
antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan
sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif
(bisikan hati) dan pernyataan langsung.
·
Bahasa buatan antara
istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas dasar
pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati,
diskursif (logika, luas arti) dan pernyataan tidak langsung.
2.
Peran Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk
melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir salah
satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan
ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Matematika adalah bahasa yang
melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah
sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan
kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan
yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi kekurangan kita berpaling kepada
matematika. Matematika adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat kabur,
majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Matematika
memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya
serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan
alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi
melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun
pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala
jenis dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika
justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika
sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam
masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika,
terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun
dalam bidang.
Peranan Matematiki sebagai sarana berfikir ilmiah dapat
menggunakan alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut:
·
Menggunakan
algoritma.
·
Melakukan manupulasi
secara matematika.
·
Mengorganisasikan
data.
·
Memanfaatkan symbol,
table dan grafik.
·
Mengenal dan
menenukan pola.
·
Menarik kesimpulan.
·
Membuat kalimat atau
model matematika.
·
Membuat interpretasi
bangun geometri.
·
Memahami pengukuran
dan satuanya.
·
Menggunakan alat
hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika,
kalkulator, dan komputer.
Adapun kelebihan dan kekurangan matematika:
§
Kelebihan matematika
adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa matematika sangat universal.
§
Kelemahan dari
matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung bahasa emosional (tidak
mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh dengan simbol yang bersifat
artifersial dan berlaku dimana saja.
3.
Peran Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering
dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi
tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang
bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang
bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian
dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas
yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi
tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.
Statistika
merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan
menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat
mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode
penelitian serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas
dan hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen. Peranan statiska diterapkan dalam penelitian
pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi
pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan
resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap
metode keilmuan:
·
Alat
untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.
·
Alat
untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
·
Teknik
untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
·
Alat
untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan
tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang
memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Fungsi
berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan
kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan
alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya
berdasarkan metode ilmiah.
Pada
hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya
diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita
mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat menguasai
langkah-langkah dalam kegiatan langkah berfikir
tersebut. Sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai
kemampuan untuk mengetahui diri dan alam sekitarnya. Melalui pengetahuan,
manusia dapat mengatasi kendala dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.
Uraian
mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran memperlihatkan bahwa
pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan manusia.
kita membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah.
Hanya saja, pemahaman kita tentang berfikir ilmiah belum dapat disebut benar.
Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua
faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana berfikir ilmiah menyandarkan
sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir
non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia dan ukuran kebenaran
dimana berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan
analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan
wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.
F.
Hubungan
antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika, dan statistika
Hubungan
statiska antara sarana berpikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu
agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana
bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari
pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang
memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
§ Seseorang dikatakan berfikir ilmiah
jika dia dapat berfikir secara logis dan empiris. Logis adalah masuk akal,
dan empiris adalah dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, serta menggunakan
akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkannya.
§ Sarana berpikir ilmiah ialah alat
yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus dapat
melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
§ Sarana yang digunakan dalam brpikir
ilmiah yaitu bahasa, matematika dan stasistika.
§ Peranan sarana berpikir ilmiah
a.
Peranan
Bahasa
Bahasa berperan
sebagai alat berpikir ilmiah dan alat komunikasi untukmenyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang yangberlandaskan logika
induktif maupun induktif. Menggunakan bahasa yang baikdalam berpikir belum
tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi denganbahasa yang tidak baik
dan tidak benar.
b. Peranan Matematika
Secara
deduktif, matematika dapat berperan untuk menemukanpengetahuan yang
baru berdasarkan premis-premis tertentu,
walaupunpengetahuan yang ditemukan
ini sebenarnya bukanlah
konsekuensi
daripernyataan-pernyataan ilmiah yang telah temukan sebelumnya.
c.
Peranan Statistika
Sebagai
bagian dari perangkat metode ilmiah, maka statistika membantuuntuk
mengeneralisasikan dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secaralebih
pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
§ Hubungan antara sarana ilmiah
Bahasa, Matematika dan statistika
Bahasa
merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan
ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan berpikir induktif. Matematika
mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan
statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih
banyak mengalami kesalahan, diharapkan bagi pembaca memberikan komentar agar
makalah ini dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA