Minggu, 03 Januari 2016

FILSAFAT DALAM ISLAM

1.  Pengertian Filsafat Pengetahuan Islam
Untuk mendapat pengertian yang tepat mengenai Filsafat Pengetahuan Islam maka kita harus menggunakan beberapa pendekatan yang tepat. Dua macam pendekatan yang digunakan disini adalah
  1. Genetivus subyektivus yaitu yang menempatkan Islam sebagai subyek ( subyek disini dijadikan titik tolak berpikir). Dari titik tolak ini Filsafat Pengetahuan akan dijadikan sebagai bahan kajian.
  2. Pendekatan yang kedua, secara genetivus obyektivus, yaitu menempatkan Filsafat Pengetahuan  sebagai subyek ( sebagai titik tolak berpikir ) yang membicarakan Islam sebagai obyek kajian.
Dengan demikian Filsafat Pengetahuan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut : Filsafat Pengetahuan Islam adalah usaha manusia untuk menelaah masalah-masalah obyektuivitas. Metodelogi, sumber serta validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakn subyek Islam sebagi tolak berpikir.
Rumusan sederhana diatas membawa konsekuensi bahwa Filsafat Pengetahuan Islam membahas masalah-masalah yang juga dibahas epistemologi pada umumnya. Kenyataan ini disatu pihak dapat diterima, dalam arti global, Filsafat Pengetahuan Islam membahas masalah-masalah epistemologi pada umumnya. Tetapi dilain pihak, dalam arti khusus, Filsafat Pengetahuan Islam menyangkut pembicaraan mengenai wahyu dan ilham sebagai sumber pengetahuan dalam Islam. Sumber yang dimaksudkan perlu dijelaskan sebagai berikut : wahyu merupakan sumber pertama  (primer) bagi Nabi / rasul untuk memperoleh pengetahuan, sedangkan bagi manusia wahyu merupakan sumber sekunder. Ilham dapat menjadi sumber primer pengetahuan manusia karena dapat diterima oleh setiap manusia yang diberi anugerah Allah.
2.  Kedudukan Filsafat Islam
Dalam tulisan yang berjudul ” Epistemologi di dalam Islam” yang dimuat dalam surat kabar Salemba terbitan juli 1979 S.I poeradisastra menulis antara lain Epistemologi dalam Islam berjalan dari tingkat-tingkat :
  1. Perenungan tentang sunnatullah sebagaimana yang dianjurkan dalam al Qur’an
    1. Penginderaan
    2. Pencerapan
    3. Penyajian
    4. Konsep
    5. Timbangan
    6. Penalaran
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa epistemologi dalam Islam tidak terpusat kedalam manusia yang menganggap manusia sendiri sebagai mahluk mandiri dan menentukan segala-galanya, melainkan berpusat kepada Allah swt. Sehingga berhasil atau tidaknya tergantung seettiap usaha manusia, kepada iradat Allah swt.
Setelah mengetengahkan unsur-unsur filsafat pengetahuan Islam, maka dapat dilihat beberapa perbedaannya dengan epistemologi pada umumnya. Pada garis besarnya, perbedaan itu terletak pada masalah yang bersangkutan dengan sumber pengetahuan dalam Islam yakni wahyu dan ilham; sedangkan masalah kebenaran epistemologi pada umumnya menganggap kebenaran hanya berpusat pada manusia sebagai mahluk mandiri yang menentukan kebenaran. Menurut pendapat penulis Epistemologi Islam juga membicarakan mengenai pandangan pemikir Islam tentang pengetahuan dimana manusia tidak lain hanyalah khalifah Allah, sebagai mahluk pencari kebenaran. Sebagai mahluk pencari kebenaran, manusia tergantung kepada Allah sebagai pemberi kebenaran.
3.  Pengetahuan dalam Al Qur’an
Dalam Al Qur’an terdapat banyak sekali ayat tentang berbagai macam sumber pengetahuan; manusia dan alam sendiri merupakan sumber pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional. Di samping itu Tuhan sendiri merupakan sumber pengetahuan melalui wahyu dan ilhamNya.
Pengetahuan didalam Al Qur’an yang dimaksud disini adalah pengetahuan yang terdapat di dalam kitab suci Al Qur’an. Kitab suci Al Qur’an mengandung mutiara-mutiara pengetahuan yang tidak terhingga jumlahnya.
Dalam hubungannya dengan pengetahuan yang terdapat dalam Islam, para pemikir Islam memberi empat klasifikasi pengetahuan yang terdapat dalam Islam sebagai berikut :
  1. Pengetahuan bahasa Arab
  2. Pengetahuan syari’at
  3. Pengetahuan sejarah
  4. Pengetahuan hikmah ( filsafat )

ALIRAN ISLAM TAREKAT NAQSYABANDIYAH

Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah

Tarekat ini pertama kali muncul pada abad 14 M di Turkistan. Pencetusnya bernama Muhammad bin Muhammad Baha’udin al-Bukhari, yang kemudian mendapatkan gelar Syah Naqsyaband. Dia dilahirkan tahun 618 H dan meninggal tahun 719 H, atau hidup antara 1317-1389 M.
(al-Mausu’ah al-Muyasaroh fi adyan wa madzahib, 1/260)

Aqidah dan Keyakinan Tarekat Naqsabandiyah

Bagian penting yang membedakan antara satu tarekat dengan tarekat yang lain adalah masalah aqidah. Setiap tarekat memiliki aqidah dan ritual ibadah yang menjadi andalan mereka. Berikut beberapa keyakianan dan aqidah yang dianut tarekat naqsabandiyah,
Pertama, naqsabandiyah memiliki keyakinan bahwa pendiri tarekat pertama adalah Abu Bakr as-Shiddiq. Abu Bakr mengamalkan dzikir dan wirid naqsabandiyah, dengan mengkarantina diri untuk berdizkir dan tidak putus hingga masuk waktu subuh. Ketika itu banyak orang mencium bau daging panggang. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa itu adalah bau hati Abu Bakar karena saking banyaknya berdzikir kepada Allah. (Irgham al-Murid karya al-Kautsari, hlm. 30, simak Majalah Manar al-Huda, volume 16, hlm. 20).
Kedua, mereka berkeyakian bahwa orang yang tidak mengikuti tarekat naqsabandiyah, dia berada dalam bahaya agamanya. Dan doktrin semacam ini bisa dipastikan ada dalam setiap firqah dan aliran kepercayaan. Karena diantara metode untuk mengikat pengikutnya adalah dengan memastikan bahwa merekalah yang paling berhak dengan surga. (simak Nur al-Hidayah wa al-Urfan, hlm. 41)
Ketiga, pengikut naqsyabandiyah menyikapi para tokohnya yang sudah mati sebagaimana ketika layaknya orang hidup. Mereka istighatsah di kuburan tokohnya, meminta keputusan ke tokohnya, membaiat tokohnya yang sudah mati, bahkan menimba ilmu dari mereka. semuanya biasa mereka lakukan di kuburan tokohnya.
Mereka meyakini bahwa hubungan dengan Allah hanya bisa dilakukan melalui cara mendekatkan diri kepada mereka. Media yang mereka gunakan adalah foto tokohnya, atau membayangkan wajah tokohnya dalam imajinasi ketika mereka berdzikir kepada Allah.

Sarana hubungan semacam ini disebut ar-Rabithah.

Bagi naqsyabandiyah, mendekatkan diri kepada Allah melalui ar-Rabithah lebih kuat dibandingkan shalat 5 waktu yang dikerjakan kaum muslimin.
Bahkan diantara mereka ada yang berkeyakinan bahwa syaikh naqsyabandiyah ada yang berupa binatang, seperti kuda, kucing, macan, lebah, atau elang. Dalam kitab Rasyahat ‘ain al-Hayat, dianyatakan,
وأما الحيوانات فلنا منهم شيوخ ، ومن شيوخنا الذين اعتمدت عليهم الفرس فإن عبادته عجيبة ، فما استطعت أن أتصف بعبادتهم
Terkait binatang, kami menegaskan bahwa diantara mereka ada yang menjadi syaikh (guru). Diantara guru kami yang saya jadikan acuan adalah kuda. Ibadahnya sangat menakjubkan. Saya tidak bisa menggambarkan bagaimana ibadahnya. (Rasyahat A’in al-Hayat hlm. 133, Ali al-Harawi).
Keempat, pembelaan Naqsyabandiyah terhadap ritual ar-Rabithah sangat kuat. hingga ketika mereka ditanya tentang dalil, mereka menegaskan, ritual Rabithah tidak butuh dalil.
على أنه لا يجب علينا الاستدلال على الرابطة الشريفة بدليل لأن دليل من قلدناه من العلماء العاملين والأولياء العارفين كاف واف بالمقصود
”Kami tidak wajib untuk mencari dalil tentang ritual Rabithah yang mulia, karena dalil yang dimiliki oleh para ulama dan para wali al-arifin yang kami ikuti, sudah cukup dan sesuai maksud.” (Nur al-Hidayah wa al-Urfan, hlm. 37).
Di halaman lain dari kitab Nur al-Hidayah, mereka menyatakan,
رؤية الشيخ تثمر ما يثمره الذكر، بل هي أشد تأثيرا من الذكر، وقد كانت تربية النبي لأصحابه كذلك فكانوا يشتغلون برؤية طلعته السعيدة وينتفعون بها أكثر مما ينتفعون بالأذكار
”Melihat Syaikh (dalam khayalan) membuahkan manfaat sebagaimana layaknya dzikir. Bahkan lebih kuat pengaruhnya dari pada dzikir. Dulu pengajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat juga demikian. Sehingga para sahabat sibuk melihat penampakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bahagia, dan mereka bisa mendapatkan manfaat dengan bayangan itu, melebihi manfaat dzikir. (Nur al-Hidayah wa al-Urfan, hlm. 51).
Kelima, mereka meyakini bahwa as-Salikin (orang yang menempuh jalan tarekat), bisa melihat Allah dalam bentuk semua makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan, atau binatang. Bahkan Allah menampakkan diri dalam bentuk kuda. (al-Bahjah as-Saniyah, hlm. 6).
Menurut mereka, Allah terkadang berubah wujud dengan bentuk yang beraneka ragam.
Diantara mereka bahkan menyebutkan bahwa Allah juga melaksanakan shalat. (Kitab as-Sab’i Asrar fi Madarij al-Akhyar, Muhammad Ma’shum, hlm. 83).
Keenam, pengikut Naqsyabandiyah sangat meyakini kewalian pendirinya Bahauddin Naqsyaband. Dia dianggap memiliki banyak karomah. Diantara karomah Bahauddin, bahwa dia pernah menyuruh seseorang untuk mati, ”Matilah”, kemudian orang itu langsung mati. Kemudian dia hidupkan kembali, ”Hiduplah” lalu dia hidup kembali.
(al-Mawahib as-Sarmadiyah, hlm. 133 dan al-Anwar al-Qudsiyah, hlm. 137).
Ketujuh, Arwah Syaikh Naqsyabandiyah, langsung menuju Allah tanpa dicabut malaikat,
Abdullah ad-Dahlawi mengatakan,
أرواح عامة المؤمنين يقبضها ملك الموت وأما قبض أرواح خاصة الخاصة فلا دخل للملائكة فيها
Arwah manusia pada umumnya dicabut oleh malakul maut (malaikat pencabut nyawa), sementara dicabutnya arwah ulama khusus, tidak berhak malaikat mencabutnya. (al-Hadaiq al-Waradiyah, 213).
Kedelapan, rumah Syaikh Naqsyaband layaknya kiblat yang wajib disucikan
Salah satu murid Syaikh Bahauddin Naqsyaband menceritakan,
أمرني الشيخ شادي أحد أجلاء أصحاب الشيخ بهاء الدين أن لا يمدّ أحدنا رجله إلى جهة يكون فيها الشيخ قدس الله سره
Syaikh Syadi – salah satu murid senior Bahauddin – menyuruhku agar tidak selonjor kaki ke arah di mana Syaikh Bahauddin berada. (al-Hadaiq al-Waradiyah, hlm. 140).
“Suatu hari, aku mendatangi istana kaum Arifin (rumah Syaikh Bahauddin) untuk mengunjunginya. Sebelum sampai, sayapun berteduh di bawah pohon sambil tiduran. Tiba-tiba datang hewan dan menyengat kakiku dua kali. Akupun berdiri kesakitan. Kemudian aku tiduran lagi, dan binatang itu balik lagi. Akupun duduk dan merenung, hingga aku teringat nasehat Syaikh Syadi. Ternyata kakiku selonjor ke arah istana Arifin.” (al-Hadaiq al-Waradiyah, hlm. 140).
Kesembilan, diantara karomah tokoh Naqsyabandiyah, mereka bisa memindahkan penyakit dari satu orang ke benda lain.
Dalam kitab Jami’ Karamat al-Auliya dinyatakan,
وكان لعبيد الله أحرار ميزة عجيبة فكان عنده قوة ينقل بها المرض من شخص لآخر
Syaikh Ubaidilah Ahrar memiliki keistimewaan khusus, beliau memiliki kekuatan bisa memindahkan penyakit dari seseorang ke benda lain. (Jami’ Karamat al-Auliya 2/236, al-Anwar al-Qudsiyah hlm. 177).
ونص الدهلوي على أن نقل المرض من كرامات مشايخ هذه الطريقة
Ad-Dahlawi menegaskan bahwa kemampuan memindahkan penyakit, termasuk karamah para tokoh Tarekat ini. (Syifa al-Alil Tarjamah al-Qoul al-Jamil, 104)
ويحكي الخاني أن تحمل المشايخ للأمراض ونقله إلى آخرين من عادة السادة أصحاب الطريقة
al-Khoni menegaskan, memindahkan penyakit ke orang lain, termasuk kebiasaan tokoh tarekat ini. (al-Hadaiq al-Waradiyah, 148)

KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM AGAMA ISLAM

A. Nisbab antara filsafat dan ilmu agama
Dalam jadwal kuliah madrasah besar pengajaran filsafat tidak masuk teras matakuliah pokok, tetapi digolongkan dalam 'ulum al-ajam (ilmu-ilmu asing). Artinya tidak langsung bertempat antara ulum al-din (ilmu-ilmu agama) yang berdasarkan tradisi dan disebut 'ulum al-naqliyyah. Dilihat dari segi lain, filsafat, bersama dengan ilmu mantik dan filologi (lughat, nahwat, sarf dan adab), dipergunakan sebagai ilmu alat ('aliyyah).
Kedudukan filsafat sebagai asing atau sebagai alat saja jelas berkaitan dengan takrif teologi. L. GARDET mendefinisikan teologi muslim sebagai apologi defensif. Teologi hanya perlu diperhatikan sewaktu-waktu, yaitu bila dalil-dalil agama diragukan oleh orang di dalam atau diserang dari luar . Karena itu AL-GHAZALI memperbandingkan teologi dengan obat untuk orang sakit, bukan dengan gizi untuk orang sehat. Pada ketika ajaran agama menjadi "quieta possessio" (milik aman tak terancam) teologi dapat dibebastugaskan, seperti ditulis oleh b. TAYMIAH. Definisi GARDET tersebut disetujui pada masa sekarang oleh FADLOU SHEHADI, ISMAIL FAROUQI dan a. HANAFI (Pengantar theology Islam, Yogyakarta 1967, 126-127).
Jadi terdapat perbedaan besar dengan faham katolik yang mengharapkan dari "intellectus quaerens fidem " (akal menyelidiki isi iman) suatu sumbangan substansiil untuk integrasi akal dan iman dan pembinaan sintese teologis spekulatif.
Karena syarat untuk hidup filsafat dalam Islam itu, maka para filsuf harus merebut kedudukannya oleh membenarkan diri sebagai pendukung, pembela dan juru penerangan agama. Berkali-kali mereka mencoba hal itu, tetapi harapan tidak dipenuhi dan hasil pikiran mereka ditampik sebagai tidak memenuhi syarat.
B. Penolakan filsafat
Kontak pertama dengan dinamik filsafat Yunani mengobar-ngobarkan semangat besar untuk berfilsafat dan untuk memperluas cakrawala budi di luar batas-batas dari pelajaran hukum (fiqh). Para peminat filsafat yang pertama belum menyusun sistem, hanya memetik beberapa buah fikiran dari khazanah Yunani. Nafsu mereka untuk mengecap buah terlarang itu mengakibatkan kecurigaan pada fihak fuqaha. Dalam dua pernyataan, yang digabungkan dengan ahli fiqh ABU HANIF A (w. 767), yaitu FIQH AKBAR I dan AL-WASIYAT, dirumuskan 37 fasal yang tidak boleh diganggu-gugat oleh kaum filsuf . Gerakan MUTAZILA masuk lebih dalam istana filsafat. Maka dalam FIQH AKBAR II, di mana pengaruh AL-ASH' ARI menampak ( ± 935), dikeluarkan pernyataan resmi (29 fasal) yang membatasi penelitian bebas oleh kaum filsuf.
Gerakan FALSAFAH hellenistis memperuncing ketegangan antara akal dan iman. Reaksi para ulama berbentuk aneka warna. Dalam FIQH AKBAR III (abad XI) filsafat dalam 33 fasal ditolak sebagai bid'ah, kufurat, zandiq, mulhid, haram dan majuzi. Al-Tahafut menghitamkan ajaran filsafat secara sistematis dan menyudahi kegiatan filsafat di khalifat timur. Pada tahun 1196 Sultan ABU YUSUF AL-NASIR melarang dengan keras pelajaran filsafat dalam seluruh daerah kekuasaannya di barat. Perlawanan selanjutnya tampak dalam buku-buku seperti "Al-radd ala'I-mantiq", karangan b. TAYMIAH (1300), "lbtal al-falsafah" karangan b. KHALDUN (1400), yang dalam jadwal ilmu pengetahuan mendaftarkan falsafat dalam golongan ilmu-ilmu tolol setingkat dengan sihir, tenung, alkemi dan klenik (The Muqadimmah, terj. F. ROSENTHAL, cet. 2, New York 1967, III 152-153; 246-258). Akhirnya terbitlah "Tahafut al-falsafah", disusun oleh KHAJAZADAH atas perintah sultan Turki Osmanli Mehmed Il (1451 -1481).
Betapa hebat serangan anti filsafat itu dapat dimengerti dari fatwa seorang mu'allim di madrasah Dar al-hadith di Dimashq, yaitu IBN AL-SALEH TAHI'UDDIN ABU AMR 'UTHMAN AL-KURDI AL-SHAH- RAZURI (1182 -1245), yang mengatakan:
"Filsafat merupakan pokok kebodohan dan penyelewengan, bahkan kebingungan dan kesesatan. Barangsiapa yang berfilsafat, maka butalah hatinya dari kebajikan shari'at suci. Siapa mempelajarinya, maka di diiringi kehinaan, tertutup bagi kebenaran dan tergoda oleh setan Para ulama menyelami lautan kebenaran dan bahasan tanpa ilmu mantik atau filsafat. Barangsiapa berpendapat bahwa kedua ilmu berfaedah, maka dia telah dibujuk dan ditipu oleh setan. Para penguasa wajib memecat mereka dari pengajaran dan memenjarakannya" (bdk. E I, III, 927; Hanafi, Pengantar filsafat Islam OC. 27-28).
Suara peringatan seperti itu bernafas panjang dan bergema jauh. MUH. ABDUH menasehati, agar madhhab filsafat berhenti bicara saja (Risalah Tauhid, terj. H. FIRDAUS, Jakarta 1963, 80). H. MUNAWAR CHALIL menyerukan, agar kaum muslim takut akan pemakaian akal, pikiran dan ra'y dalam urusan agama (Kembali kepada al-Qur.an dan assunah, Jakarta 1956, 118-126). Filsafat mengacaukan jalan pikiran benar (HAMKA, Pelajaran agama Islam, Jakarta 1956, 162-169). H. RASHIDI memasang rambu bahaya pada jalan filsafat; itulah jalan ke kufurat (Penyuluh Agama, 1956, 17) dst.
C. Pujian kepada para filsuf kuno
Berselang-seling dengan rambu "Awas Bahaya" dilihat juga tugu-tugu kenang-kenangan. Sering dibaca sekarang, bahwa ummat Islam berhak membanggakan diri atas nilai filsafat ajarannya dan atas para filsuf termashur yang lahir di tengah-tengah mereka.
Mengenai ujud pertama dibuktikan, bahwa pelaksanaan arkan al-islam menghasilkan manfaat besar. Misalnya puasa berguna untuk kesehatan, sikap badan dalam salat melemaskan sendi tulang dan memperpanjang usia, manasik haji mempererat ikatan persaudaraan antara bangsa-bangsa dll. Hasil baik itu disebut hikmah atau filsafat rukun (misalnya. H. ASHSHIDI- QY, Ideologi Islam, Medan, tt.). Syukurlah bahwa hasil baik itu menyusul. Hanya saja sebaiknya tidak diberikan predikat filsafat. Nama tepat untuk hal itu adalah: akibat pragmatis dari kewajiban terhadap Tuhan.
Secara tidak langsung filsafat dipuji oleh perbandingan antara alim ulama dahulu dengan tokoh-tokoh filsafat baru. Misalnya: AL-GHAZALI disebut Kant atau Bergson Islam; IQBAL dijuluki Descartes Islam; AL- ASH' ARI, Leibnitz Islam (bdk. Gema Islam 2, 1962, 22; 3, 1962, 9-10). AL- GHAZALI juga digelari sebagai Descartes daIi David Hume Islam (M. NAT- SIR, Capita Selecta, Jakarta 1957, 20, 179, 201). Perbandingan itu, bila dipikirkan dengan konsekwen, memuat penilaian positif terhadap para filsuf kuno dan mengandung kemungkinan - siapa tahu ? kehidupan kembali filsafat di dalam Islam.

OTAK DAN HATI


ABSTRAK
Otak dan hati merupakan komponen yang penting dalam belajar, namun antara otak dan hati ini ada yang harus lebih diutamakan dalam belajar dan dari kedua hal tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam pembelajaran.
Kata kunci: Otak, Hati, Belajar.
PENDAHULUAN
Saat ini kita sering mendengar terjadi krisis dibidang pendidikan. Mengapa hal ini dapat terjadi? Metode pembelajaran yang berlangsung saat ini dengan penyajian lebih menitik beratkan pada rangsangan dengar (auditory) berupa latihan (drill), pengulangan, orientasinya detail, kurang melibatkan proses pemecahan suatu masalah, sangat sesuai dengan pola belajar pada otak kiri, dimana individu tersebut kurang hiperaktif dan tidak mendapatkan terlalu banyak rangsangan. Masalah mulai timbul karena pada generasi anak saat ini yang mana dengan berkembangnya budaya, sejak kecil anak telah diberi banyak rangsang penglihatan (visual), misalnya rangsangan dari TV dll. sehingga pola pembelajaran anak bergeser ke arah otak kanan dengan pola berpikir secara visual dan lemah dalam menerima rangsang dengar (auditory) tetapi mempunyai kemampuan untuk pemecahan masalah. Hal tersebut mengakibatkan jurang antara anak didik dan guru menjadi lebar, karena pola pembelajaran disekolah tidak sesuai dengan pola pembelajaran yang dibutuhkan, sekolah menjadi tidak sejalan dengan pikiran anak. Sementara itu, para pendidik yang umumnya adalah populasi dengan pola otak kiri, seperti juga pada dominasi otak kiri lainnya, mempunyai kelemahan berupa kesulitan untuk dapat memahami bahwa orang lain mempunyai cara pandang yang berbeda dalam memproses keadaan.
Selain otak ada hal penting lain yang ikut berperan dalam proses pembelajaran yaitu hati atau bisa disebut sebagai hati nurani. Hati nurani merupakan salah satu komponen penting yang menunjang bagaimana terlahirnya suatu pendidikan yang jujur. Di zaman modern yang telah tercampur dengan masuknya arus Globalisasi, sebuah pendidikan yang ada dalam suatu negara contohnya di negara kita tercinta Indonesia ini hati nurani merupakan salah satu tameng kita untuk mamapu bertahan dalam ketatnya persaingan dunia pendidikan. Lewat hati nurani kita akan paham bagaimana menjalankan atau mengorganisasi sistem pembelajaran yang sesuai dengan etika pendidikan.
Lalu apa sebenarnya hubungan hati nurani dengan etika pendidikan itu sendiri dan sebesar apa dampak hati nurani dalam keadaan pendidikan Indonesia pada saat sekarang ini ? . Yang pasti hati nurani sangat terkait dengan efek dari hasil proses pembelajaran pendidikan yang ada di dalam pendidikan Indonesia itu sendiri. Di dalam makalah ini nantinya kita bakal paham secara garis besar apa hati nurani itu dengan segala arti penting hati nurani itu. Serta bagaimana hubungan hati nurani tersebut dengan etika pendidikan yang ada di Indonesia ini terutama dengan keadaan pendidikan di Indonesia ini yang belum bisa dikatakan maksimal proses pembelajarannya.
PEMBAHASAN
Otak
Otak merupakan pusat sistem saraf. Dalam ilmu kedokteran otak merupakan bagian terumit untuk dapat diteliti. Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seuruh badan dan pemikiran manusia. Dengan kata lain otak terdiri dari milyaran saraf yang saling terhubung satu sama lainnya, sebagian besar otak manusia bekerja dari apa yang dilihat dan ditangkap mata. 
Dalam ilmu kedokteran otak merupakan bagian terumit untuk diteliti. Bagian dalam otak terdiri dari bagian-bagian yakni :
 Left Hemisphere
 Right Hemisphere
 Pons (batang otak)
 Hindrain (Cerebellum)
 Medulla
Pons (batang otak) mengendalikan pernafasan dan laju denyut jantung, mengendalikan suhu, proses pencernaan dan menyampaikan informasi dari cerebellum. Untuk itu sering kali dokter melihat kematian seseorang lewat batang otak. Sedangkan cerebellum atau otak kecil mengendalikan gerakan tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan. Limbik atau otak tengah penting dalam proses ingatan jangka pendek, menyimpan rasa malu dan emosi.
Otak dibagi menjadi dua bagian besar yaitu otak bagian kiri dan otak bagian kanan. Otak kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan dan sebaliknya otak bagian kanan mengendalikan dan mengatur bagian tubuh sebelah kiri. Setiap belahan otak bagian kiri atau kanan mempunyai fungsi yang berbeda. 
Belahan otak kiri sangat berhubungan dengan :
1. Logical thinking, berkaitan dengan cara berpikir dan menganalisa secara logika
2. Language ability, berkaitan dengan bahasa
3. Writing, berkaitan dengan menulis
4. Science & math work, berkaitan dengan hal-hal tentang ilmu pengetahuan, kimia, matematika.
Sedangkan belahan otak bagian kanan berhubungan dengan:
1. Musical & Artistic ability, kemampuan dalam bidang seni dan musik.
2. Perception of space, digunakan ketika sedang berkhayal.
3. Imagination & fantasizing, berhubungan dengan imajinasi dan fantasi.
4. Body control & awareness, dapat dilihat dalam diri model, penari dimana dapat mengontrol keseimbangan tubuhnya.

Corpus Collosum merupakan bagian yang menghubungkan otak kiri dan otak kanan. Namun terkadang sering kali kerja otak kiri dan kanan terjadi konflik. Terbukti dari sebuah tes yang diberikan pada mahasiswa dengan bentuk tulisan tentang beragam warna yang kemudian tulisan tersebut diwarnai berbeda dari isi tulisan. Seperti merah, kuninghijau. Konflik terjadi dikarenakan otak kanan lebih senang akan melihat warna, sedangkan otak kiri lebih dominan untuk membaca. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxIh6cBz7iuRUDWgDi0ptfcMptnqnZBWtv8B6NTpdsxqamzvyDDFFQcj8KCccrmzqlsBBD_LvGT-otR79Q9KCQh-Z4M3HOS01b708OlATmD2zWilAmpIfN2l-9w9iqRZbKHIL603a4UEqp/s320/Slide5.png
Dalam test otak, otak dibagi dalam 4 bagian besar yaitu :
1. Otak A – berkaitan dangan logis, analitis, faktual, kuantitatif
2. Otak B – berkaitan dengan terencana, terorganisasi, rincian, urutan
3. Otak C – berkaitan dengan holistik, intutif, sintesis, integratif
4. Otak D – berkaitan dengan emosi, interpersonal, kinestetik dan perasaan.

Auditory (otak bagian atas) ; dimana otak manusia yang cenderung berpikir secara auditory lebih mengandalkan pembelajaran secara lisan. Sebagian besar tipe ini lebih senang untuk mendengarkan.
Visual (Otak bagian bawah) ; manusia tipe ini lebih sering belajar melalui gambar, tulisan. Sebagian besar tipe ini sering terlihat dengan mencorat-coret pada kertas dalam proses pembelajaran.
Dalam proses belajar maupun pembelajaran peran otak sangatlah penting karena otak dapat menyimpan berbagai informasi yang didapat.
Proses Belajar
Rangsangan yang masuk melalui indera, akan dipersepsikan (diartikan), kemudian secara selektif informasi tersebut disimpan. Proses penyimpanannya melibatkan kedua belahan otak.  Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Penjelasan Definisi :
         Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
         Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
         Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
         Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
         Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima – hadiah atau hukuman – sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
         Perasaan bangga dalam diri karena dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari dari hasil pendidikan
Penilaian Human Development Indek (HDI) menempatkan Indonesia di peringkat 112 dari 126 negara, dan satu peringkat di bawah Vietnam. Hasil studi The Third International Mathemathics and science Study-Repeat tahun 1999, melaporkan dari 38 negara di Asia, Australia dan Afrika, siswa SLTP Indonesia menduduki peringkat 32 untuk IPA dan34 untuk matematika ( Tim Broad Based Educatio.Depdiknas,2002 ).
Pandangan Quantum dalam Belajar
1.      Selama ini kita belajar dalam suasana yang menegangkan, sehingga hasilnya sangat minimal belajar harusnya dengan suasana relaks dan menyenangkan.
2.      Rasa ingin tahu adalah modal yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagai modal untuk belajar.
3.      Umpan balik negatif menyebabkan belajar sebagai pengalaman tidak menyenangkan.
4.      Jangan berpikir Anda akan gagal jika ingin berhasil.
Bukti kekuatan pikiran Anda sehingga Anda mencapai prestasi mengagumkan di awal kehidupan Anda :
Tahun ke 1. Belajar berjalan
Tahun ke 2. Mulai berkomunikasi dengan bahasa ibu
Tahun ke 5. mengenal 90% dari semua kata yang digunakan orang dewasa
Tahun ke 6. Belajar membaca
Pengertian Kecerdasan
Intelligence adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marthen Pali,1993).
Konsep intelegensi awalnya Dirintis Oleh Alfred Bined 1964, mempercayai bahwa kecerdasan itu bersifat tunggal dan dapat diukur dalam satu angka.
Selanjutnya gardner (2002) memaparkan pengertian kecerdasan mencakup tiga faktor :
·         Kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.
·         Kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.
·         Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang individu.
Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang bersifat tunggal,yakni dalam suatu IQ ( Intellegence Qountient) seperti yang kita kenal. Dampak negatif dari persepsi ini adalah siswa yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya“, yakni matematik dan verbal (kata-kata) seakan tidak dihargai di sekolah dan masyarakat luas. Kini tradisi yang sudah berlangsung hampir seabad tersebut,telah ditemukan Ternyata kecerdasan manusia banyak rumpunnya. Kecerdasan itu Multi dimensional, banyak cabangnya. Jadi tidak ada siswa yang bodoh, setiap siswa punya rumpun kecerdasan!
Delapan Rumpun Kecerdasan “Multiple Intellengences” ( GARDNER,1994 ) :
1.            Kecerdasan Linguistik
Kemampuan menggunakan kata secara efektif,baik secara lisan misalnya, (pendongeng, orator) maupun secara tertulis misalnya (pengarang , editor, wartawan). kecerdasan linguistik mencakup kemampuan menggunakan kata, bahasa, bunyi, makna, retorika, dan lain-lain.
2.            Kecerdasan Matematis-Logis
Kemampuan menggunakan angka dengan baik misalnya, (ilmuan, program komputer, ahli logika) kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis,hubungan sebab akibat, proses kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan, pengujian hipotesis dan pengambilan simpulan.
3.            Kecerdasan Spasial
Kemampuan mempersepsi spasial-visual (keruangan) secara akurat misalnya, (pilot, pengemudi, pemburu, pramuka) dan mentranformasikan (dekorator interior-eksterior, arsitek, pelukis penemu) komponen intinya adalah kepekaan pada warna, garis bentuk, ruang dan hubungan antar unsur tersebut.
4.            Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekpresikan pikiran dan perasaan misalnya (aktor, pemain pantomim-operet, penari, atlet) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah misalnya (pengrajin, teknisi mesin mekanik, dokter bedah, pengukir) kecerdasan ini mencakup kemampuan fisik yang spesifik antara lain keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, koordinasi dan lain-lain.

5.            Kecerdasan Musikal
Kemampuan mengerjakan bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsi (pengguna musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer) dan mengekspresikan(penyanyi) komponen dasar kecerdasan musikal adalah kepekaan pada irama, pola titi nada /melodi ,warna suara suatu lagu.
6.            Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan mempersepsi dan membedakan susana hati, keinginan motivasi dan perasaan orang lain. Komponen utamanya adalah kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak, isyarat , merespon dan persuasi (mempengaruhi)
7.            Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga memahami secara tepat kekuatan dan keterbatasannya, menyadari susana hati, keinginan, motivasi, temperamen/watak, disiplin diri dan harga diri.
8.            Kecerdasan Naturalis
Keahlian mengenal dan mengatagorikan spesies plora dan fauna dan alam sekitar. kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap fenomena( gejala) alam dan menyekapi makhluk hidup.
Penemuan multikecerdasan, telah membetuk paradigma baru dalam belajar, bahwa sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh. Siswa adalah manusia-manusia yang berpotensi bermacam-macam dengan delapan jenis kecerdasan dan berpeluang besar untuk sukses di bidangnya masing-masing. Jadi setiap siswa sebenarnya memiliki satu atau lebih jenis kecerdasan.
Kecerdasan EQ (Emotional Quotient)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk: mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Daniel goldman mengembangkan kecerdasan EQ
menjadi lima kategori yaitu:
1.      Kesadaran diri : kesabaran emosi dalam menilai pribadi dan percaya diri.
2.      Pengaturan diri : pengendalian diri, sikap dapat dipercaya, waspada, adaptifdan inovatif.
3.      Motivasi : dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme.
4.      Empati: memahami orang lain, pelayanan, membantu pengembangan orang lain, menyikapi perbedaan dan kesadaran politis.
5.      Keterampilan sosial: pengaruh/persuasi keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, katalisator dan perubahannya, manajemen konflik, keakraban dan kerja sama dalam kerja tim.

Kecerdasan SQ ( Spiritual Quotient)
Spritual adalah inti dan pusat diri sendiri. Kecerdasan spritual adalah sumber yang mengilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tampa batas waktu (kebenaran absolut). Kecerdasan spritual digunakan untuk “berhubungan” dengan Tuhan sang pencipta. Fungsi otak kanan semuanya berkaitan dengan perasaan atau emosi (EQ) makin peka rasa seseorang berarti semakin cerdas budinya,maka dorongan berperilaku kekerasan akan makin terkendali.fungsi otak kanan sangat penting untuk memahami keberadaan Allah SWT. Dalam Surat Al-Sajadah ayat 9 allah berfirman yang artinya “ Kenapa manusia sedikit sekali yang bersyukur mengenal Allah” Neurolog v.s. Ramachandran bersama timnya di universitas California dalam penelitiannya menemukan adanya titik tuhan (god spot) di dalam otak manusia. Pusat spritual tersbut bersinar ( bergetar ) ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan tentang topik-topik spritual dan agama.
Ciri-Ciri SQ Tinggi. Menurut Dimitri Mahayana (2001), ciri-ciri orang yang ber- SQ tinggi adalah:
1.      Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
2.      Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
3.      Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
4.      Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.
Adversity Quotient
Adversity Quotient: kecerdasan mengidentifikasikan masalah, menanggulangi masalah, serta mengambil keputusan secara baik dan benar (pasti jalan). Adversity Quotient memiliki 4 dimensi yang masing – masing merupakan bagian dari sikap seseorang menghadapi masalah. Dimensi – dimensi tersebut antara lain adalah:
1.      Perangkat Belajar Pada Manusia
Tubuh (fisik dan nonfisik) adalah suatu kesatuan yang integral dari milyaran sel, jaringan, organ dan system. Perangkat yang berperanan langsung adalah panca indera terutama indera audio-visual Sentral koordinasi panca indera dan semua perangkat tubuh adalah otak. Karakteristik Otak:
Berat sekitar 1,5 kg è kurang dari 2,5% berat tubuh. mengkonsumsi 25% total energi tubuh terdiri dari lebih dari:
-          100 milyar sel syaraf (neuron)
-          1 trilyun sel glia
-          1000 trilyun sambungan (sinapsis)
-          280 kuintilium memori
Roger Sperry menemukan dua belahan otak manusia yang cara bekerjanya sangat berbeda. Otak kiri “otak logis” (suka mengoreksi) dan otak kanan “otak imajinatif” (suka mengacak). Sumber: Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ. Otak kanan dan kiri dihubungkan oleh Corpus Callosum dua komponen yang berbeda Diocles – “Pengertian” dan “Sensing” Kiri: menerima informasi, Kanan: memahami informasi,
2.      Korteks (Kulit Otak)
Memegang peranan yang sangat penting dalam proses berpikir dan kepribadian Mempunyai permukaan yang luas (karena adanya konvulsi) Luas dan kompleksitas otak menunjukkan kecerdasan seseorang terbagi atas beberapa area kerja:


  Sistem Limbik
Adalah otak tengah yang memainkan peranan besar dalam hubungan manusia dan dalam emosi. Ini adalah otak sosial dan emosional. Di otak ini juga terkandung sarana yang penting untuk ingatan jangka panjang.
  Otak Reptil
Adalah bagian otak paling sederhana. Tugas utamanya adalah mempertahankan diri, otak ini menguasai fungsi-fungsi otomatis seperti degupan jantung dan sistem peredaran darah.
Menurut Gardner, kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada di beragam otak. Semua kepingan ini saling berhubungan, tetapi juga bekerja sendiri-sendiri.
Temuan Gardner ini didasarkan pada penelitian para pakar otak (neurolog) bahwa otak manusia itu terdiri atas area-area atau kepingan-kepingan. Dan yang terpenting, mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir. Seperti otot, kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup asal terus dibina dan ditingkatkan.
3.      Cara Otak Belajar
Neuron (sel saraf otak) berkembang perlahan dengan cara meraih neuron lain yang memiliki ranting dendrit yang sama. Ketika kita menyerap informasi baru (belajar), dendrit kita membuat cabang-cabang baru. Setiap cabang ini akan mengembangkan lagi ranting-ranting lainnya Otak Anda memiliki 100 miliar neuron atau sel saraf aktif. Masing-masing neuron memiliki hingga 20.000 koneksi. (Sumber: David A. Sousa, How the Brain Learns).
a)      Proses pembelajaran
Pada otak manusia, informasi yang dilewatkan dari satu neuron ke neuron yang lainnya berbentuk rangsangan listrik melalui dendrit. jika rangsangan tersebut diterima oleh suatu neuron, maka neuron tersebut akan membangkitkan output ke semua neuron yang berhubungan dengannya sampai dengan informasi tersebut sampai ketujuannya yaitu terjadi reaksi, jika rangsangan yang diterima terlalu halus, maka output yang dibangkitkan oleh neoron tersebut tidak akan direspon. tentu saja sangatlah sulit untuk memahami bagaimana otak manusia bisa belajar selama proses pembelajaran, terjadi perubahan yang cukup berarti pada bobot-bobot yang menghubungan antara neuron, apabila ada rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah diterima oleh neuron, maka neuron akan memberikan reaksi dengan cepat namun apabila kelak ada rangsangan yang berbeda dengan apa yang telah diterima oleh neuron, maka neuron akan segera beradaptasi untuk memberikan reaksi yang sesuai.
b)     Proses belajar
Proses belajar harus mampu mengoptimalkan kerja dan fungsi Otak.
Ir. Sutanto Windura (Director The Brainic Institute) mengatakan otak berjalan secara linier, setiap informasi masuk akan segera dipancarkan dengan sendirinya oleh otak menjadi asosiasi yang berbeda-beda. Untuk itulah cara kerja natural otak perlu dipelajari agar mendapatkan fungsi otak yang optimal.
Hukum-Hukum Otak :
·         Otak menyimpan informasi dalam sel-sel syarafnya.
·         Otak memiliki komponen untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan dalam berpikir dan berperilaku.
·         Otak menyimpan informasi dalam bentuk kata, gambar, dan warna.
·         Otak tidak membedakan fakta dan ingatan.
·         Imajinasi dapat memperkuat otak dan mencapai apa saja yang dikehendaki.
·         Konsep dan informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola. Otak dapat menerima sekaligus menolak pola-pola itu. Otak terikat dan sekaligus tidak terikat dengan pola.
·         Alat-alat indra dan reseptor saraf menghubungkan otak dengan dunia luar. Latihan indra dan latihan fisik dapat memperkuat otak.
·         Otak tidak pernah istrahat. Ketika “otak rasional” kelelahan dan tidak dapat menuntaskan sebuah pekerjaan, maka “otak intuitif” akan melanjutkannya.
·         Otak dan hati berusaha saling dekat. Otak yang diasah terus menerus dapat membawa pemiliknya ke jalan kebajikan dan kebijaksanaan, serta ketenangan jiwa.
·         Kekuatan otak turut ditentukan oleh makanan fisik yang diterima otak.
Seorang peneliti bidang psikologi, Herman Witkin, melalui studi risetnya mengemukakan 2 macam karakteristik Gaya Belajar yang dimiliki seseorang, yaitu:
1.      Gaya Belajar GLOBAL
(cenderung memandang sesuatu secara menyeluruh atau melihat gambar yang besar, dan tidak bagian demi bagian).
2.      Gaya Belajar ANALITIK
(cenderung melihat suatu masalah secara bertahap, dan memfokuskan diri pada bagian-bagian yang membentuk gambar, secara urut dan terperinci).
Keunggulan daya saing manusia atas mahluk hidup lainnya:
  Otak belajar (The learning Brain)
  Pengendalian Emosi
  Kemampuan Memilih faktor penggerak (Kecerdasan Spiritual)
  Kecerdasan Ruhani
Keunggulan ini adalah anugrah sekaligus adalah amanah yang harus dipertanggung-jawabkan pada sang pencipta.
4.      The Learning Brain
Pada otak manusia, berlaku ketentuan “You use it or You Loose it” semakin banyak digunakan otak kita menjadi semakin padat. Jumlah sel-sel Otak manusia dan berbagai otak binatang:
1.      Otak Manusia 100 miliar sel
2.      Otak kera 10 miliar sel. (1:10)
5.      Otak Tikus 5 juta sel (1: 20’000)
6.      Otak lalat 100 ribu sel (1: 1’000’000)
Kelebihan lainnya dari otak manusia adalah memiliki kemampuan sebagai otak belajar sedangkan binatang diciptakan tidak memiliki sarana ini. Jumlah sel otak bukan menunjukan intelektualitas orang tersebut. Manusia hanya memerlukan otaknya kurang dari 1% untuk dapat hidup normal. Dengan demikian potensi besar masih tersimpan pada diri setiap manusia.


Pengertian Hati Nurani secara Bahasa
Hati nurani dalam bahasa latin “conscientia” yang artinya “turut mengetahui”. Hati nurani atau cahaya hati di miliki oleh setiap orang,sifatnya menegur dan tidak pernah mati kecuali jika manusia tersebutmeninggal.Hati nurani tidak terpisahkan dari iman karena hati nurani dapat membedakan antara yang baik dan  yang buruk,serta hati nurani mampu mengembalikan manusia ke jalan yang benar jika ia tersesat.
Dalam bahasa Inggris, hati nurani artinya consciece. Kalau kata consciece diterjemahbalik maka artinya menjadi suara hati, kata hati atau hati nurani. Berdekatan dengan kata conscience, ada kata conscious. Conscious artinya sadar, berkesadaran, atau kesadaran. Disamping kedua kata ini, ada satu lagi yang berdekatan maknanya yaitu intuition, intuition artinya gerak hati, lintasan hati, gerak batin.
Consciece = Conscience is an ability or a faculty that distinguishes whether one’s actions are right or wrong. It leads to feelings of remorse when one does. Hati nurani adalah kemampuan atau fakultas yang membedakan apakah salah satu dari tindakan apakah benar atau salah. The moral sense of right and wrong, chiefly as it affects one’s own behaviour; Consciousness; thinking; awareness, especially self-awareness. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah, terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir; kesadaran, terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang memperjelas secara sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan kita. Kajian-kajian yang mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh terutama di dalam sains psikologi.

 Arti Hati Nurani
Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu , ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda – beda. Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jikaperbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati.
Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan, maka kata hati muncul sebagai “hakim” yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka kata hati akan menyalahkan, sehingga, orang merasa gelisah, malu, putus asa, menyesal.

Fungsi dan Pentingnya Hati Nurani dalam Pendidikan
     
Fungsi Hati Nurani
Fungsi hati nurani yaitu sebagai pegangan, pedoman, atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk.
Hati nurani berfungsi sebagai pegangan atau praturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.Sikap kita terhadap hati nurani adalah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita.
Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani.
Mempertimbangkan secara masak dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan hati nurani. Melaksanakan apa yang disuruh hati nurani.

Pentingnya Pembinaan Hati Nurani
Tujuan pokok pembinaan hati nurani adalah hati nurani yang secara subyektif dan obyektif benar. Dengan hati nurani yang baik dan benar, seseorang akan selalu terdorong untuk bertiandak melakukan kehendak Tuhan dan menuruti norma-norma moral obyektif. Pembinaan hati nurani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang tentang kebenaran dan nilai-nilai, ataupun kemampuan untuk memecahkan dilema moral, tetapi juga harus memasukkan ke dalamnya pembinaan karakter moral seseoarang secara lebih penuh. Pembinaan hati nurani merupakan upaya yang hakiki agar manusia lebih mampu hidup dan bertindak sesuai dengan bisikan hati hati nurani yang bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Melalui pembinaan hati nurani, manusia diharapkan bisa terhindar dari kesesatan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

Keadaan Hati Nurani dalam Wajah Pendidikan Indonesia
Dari waktu ke waktu, problematika bangsa ini kian pelik. Masalah kemiskinan, kelaparan, kekerasan, kejahatan harta benda (property crime), perdagangan manusia (trafficking), ambruknya etos para elite politik, kurangnya akses pendidikan, konflik berbau SARA, terus mengungkung negeri ini semakin kuat. Usaha-usaha preventif yang ada selalu saja mentah dan tak berdaya membendung problematika negeri yang datang beruntun.
Sebenarnya kita memiliki banyak orang terpelajar, berotak cerdas dan briliant. Namun semua itu tak bisa mengentaskan problematika kebangsaan yang ada, justru semakin memperparah keadaan. Seperti yang terjadi pada para elite kita, mereka jelas kaum terdidik, berotak cerdas, tapi tak tahu kenapa, mereka paling getol mencuri uang negara (korupsi). Ternyata otak saja tidak cukup! Lalu?
Ada sesuatu yang jauh lebih penting dari pada otak, yakni hati nurani. Otak seringkali dikendalikan oleh hawa nafsu, sehingga menjadi liar. Sementara hati, memiliki suara halus, jujur, dan selalu condong pada kebenaran. Mereka yang korupsi tidak memfungsikan sisi hati nuraninya. Mereka semua pasti tahu, dalam hati yang paling dalam (nurani), bahwa mencuri itu tidak boleh karena akan merugikan rakyat banyak. Tapi bisikan ini mereka abaikan.
Pendidikan kita, yang disebut the human investment (investasi manusia), ternyata, hanya mampu mencetak generasi budak kekuasaan yang tak banyak gunanya. Pendidikan yang katanya akan membuat orang menjadi lebih pandai, arif-bijak, santun, ternyata hanya memunculkan orang-orang yang rakus. Karena ulah mereka, telah banyak rakyat yang miskin, kelaparan, dan banyak pula yang meninggal akibat krisis pangan. Sebuah paradoks pendidikan telah benar-benar bisa di saksikan di negeri kepulauan yang kaya ini.
Bisa ditebak, pendidikan kita hanya sukses membentuk manusia unggul secara intelektual, tapi miskin spiritual. Harus menjadi catatan para pembuat kebijakan, bahwa pendidikan haruslah menempatkan penekanannya pada aspek spiritual, hati nurani. Jangan terlalu memoles otak. Karena dari hati nuranilah jalan kebenaran bisa ditempuh. Pembimbingan hati nurani tak mesti masuk kurikulum, melainkan lewat pembiasaan, arahan, dan keteladanan seorang guru setiap hari.
Hal ini tentu bukan lantas menafikan kecerdasan otak. Kecerdasan otak memang bagus, tapi akan menjadi sangat bagus jika diperkuat dengan kekuatan hati nurani. Dengan demikian, seorang anak didik dilatih untuk peka terhadap segala realitas kehidupan yang mengitarinya; hati-hati dalam bertindak, dan mengambil langkah-langkah solutif demi kepentingan orang banyak.
Dalam hal pendidikan berasis hati nurani, pengalaman negeri ini masih sangat kurang.


Hubungan Etika dan Hati Nurani
Hati nurani merupakan suara hati manusia yang paling dalam. Setiap manusia memiliki hatinurani. Dengan adanya hal tersebut maka dapat melandasi setiap tindakan konkrit pada manusia. Hati nurani juga mempengaruhi kesadaran manusia. Kesadaran manusia mampu menilai bagaimana hati nurani berperan di masa lalu dan di masa depan. Bagaimana perlakuan manusia pada masa lampau atau masa depan. Apakah baik ataukah buruk. Dalam sifat diri manusia bisa dibagi menjadi dua yaitu ego dan hati nurani. Hati nurani juga bisa menjadi relfleksi dari kehidupan manusia. Yang dimaksud refleksi disini adalah apakah manusia tersebut memakai hati nuraninya atau tidak.
Manusia yang memakai hati nurani dalam kehidupannya akan merasa tentram dan tidak akan ada rasa dikejar-kejar oleh perasaan takut bersalah, tidak bisa, takut mendominasi, atau tidak ingin terlibat dengan kata lain hanya mementingkan diri sendiri.
Ego merupakan sikap mementingkan diri sendiri tersebut. Mereka hanya menginginkan keuntungan dan kepentingan pribadinya terpenuhi dibandingkan dengan keuntungan dan kepentingan sesama. Mereka terbawa dengan arus ego mereka. Orang yang telah terbawa arus ego mereka akan bertindak karena terpaksa dan merasa dikejar-kejar oleh perasaan takut apabila bekerja untuk kepentingan bersama. Etika mempelajari kita agar dapat bertindak sesuai dengan norma-norma yang dapat diterima oleh masyarakat. Dengan adanya hati nurani akan membuat seseorang bertindak sesuai kaidah atau norma etika.
Kesimpulan
Dalam kegiatan apapun yang kita lakukan ini pasti adanya peran otak yang mengatur semuanya. Namun ada hal penting lain yang juga sangat berperan dalam mengatur semua kegiatan kita ini yaitu hati kita sendiri. Seperti firman Allah yang terkandung dalam Al-Quran yaitu “Hai orang-orang yang beriman! Perkenankanlah seruan Allah dan Rasul, bila kamu dipanggilnya ke jalan kehidupan rohaniahmu Maksudnya kehidupan yang kekal dengan kenikmatan yang abadi di akhirat. Dan ketahuilah bahwa Allah membuat batasan antara manusia dan hatinya Hati adalah pusat pengatur seluruh aktifitas jasmaniah dan rohaniah manusia, misalnya daya sadar, daya cipta, daya tindak dan sebagainya. Allah menghalangi kegiatan daya-daya tersebut, yang menjurus kepada kejahatan, dan bahwasanya kepada Dia-lah kamu akan dikumpulkan”. (QS Al-Anfal:24).
Sama halnya dalam proses belajar, apabila kita belajar hanya menggunakan otak saja kita mungkin bisa menerima apa yang kita pelajari namun hal itu hanya bisa bertahan sebentar dan tentunya akan membuat diri kita merasa tidak nyaman bahkan mungkin akan berontak. Sedangkan, apabila dalam belajar hati kita hadir bersama dengan tubuh kita dan kita bisa menggunakannya maka proses belajar akan terasa nyaman, damai dan apapun yang kita pelajari akan dengan sendirinya masuk kedalam fikiran kita dan tidak akan mudah hilang dengan sendirinya. Dan sebaliknya jika dalam proses belajar dan hati kita tidak merasa nyaman atau keadaan itu bertentangan dengan hati kita maka apapun yang akan kita pelajari dan sekeras apapun kita beruasa untuk memahaminya maka justru akan membuat hati kita merasa tidak nyaman dan otak kita pun akan sulit untuk memahaminaya. Jadi untuk itu lakukan apapun yang sesuai dengan keinginan hati nuarani kita.
Tetapi ada hal lain yang harus diperhatikan juga yaitu sesuatu yang jauh lebih penting dari pada otak, yakni hati nurani. Otak seringkali dikendalikan oleh hawa nafsu, sehingga menjadi liar. Sementara hati, memiliki suara halus, jujur, dan selalu condong pada kebenaran. Mereka yang korupsi tidak memfungsikan sisi hati nuraninya. Mereka semua pasti tahu, dalam hati yang paling dalam (nurani), bahwa mencuri itu tidak boleh karena akan merugikan rakyat banyak. Tapi bisikan ini mereka abaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Surat Al-Anfal: 24
http://sofyanpu.blogspot.co.id/2009/05/implementasi-pendidikan-nilai-dalam.html