Jumat, 25 Desember 2015

Merancang Pembelajaran IPS yang Berkualitas di SD

Berbicara mengenai masalah pendidikan memang tidak akan ada habisnya, pendidikan itu sendiri merupakan   usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai usaha untuk memanusiakan manusia muda.
Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah Sekolah Dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Dan, secara umum pengertian sekolah dasar dapat kita katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan yang akan didapat oleh peserta didik ini dibagi kedalam beberapa mata pelajaran yaitu, agama, matematika, IPA, IPS, bahasa dan lain sebagainya.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan pada anak di sekolah dasar. Pelajaran ini mengajarkan jika kita tinjau secara mendalam maka akan mengajarkan pada anak tentang berbagai macam hal yang berguna nanti dalam kehidupannya. Pertama melalui pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini di sekolah maka seorang anak akan belajar mengenai perannya sebagai makhluk sosial dan seorang anak tersebut nantinya akan dapat mengerti tentang perannya di masyarakat. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini di Sekolah Dasar mengandung berbagai macam pokok pembelajaran yang di antaranya adalah mengenai pembelajaran ekonomi, sejarah, geografi dan lainnya. Dan dengan hal tersebut maka pembelajaran IPS ini di Sekolah dasar merupakan sebuah hal yang penting.
Dalam mewujudkan sebuah pembelajaran IPS di Sekolah dasar yang baik maka diperlukan berbagai macam hal yang mendukung terjadinya proses pembelajaran yang optimal tersebut. Seorang tenaga pendidik haruslah mampu memberikan pembelajaran sosial yang baik kepada para peserta didiknya. Dan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memaksimalkan media-media yang kiranya dapat digunakan dan dapat pula mendukung proses penyampaian ilmu pengetahuan sosial ini pada seorang anak terutama pada pembelajaran di sekolah dasar yang menggunakan pembelajaran konvensional atau penyampaian materi secara langsung. Dengan hal ini jelas peran seorang tenaga pendidik haruslah aktif. Media pembelajaran Ilmu Pengetahuan sosial yang saya maksud di sini ada banyak sekali media yang berada disekitar kita yang bisa digunakan yang beberapa di antaranya  di bawah ini.
1.      Media cetak. Seorang guru dapat menjadikan media cetak layaknya Koran maupun majalah sebagai salah satu media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik untuk anak sekolah dasar. Wawasan sosial mereka akan tercukupi karena di dalam sebuah surat kabar banyak sekali terdapat berita.
2.      Media elektronik seperti halnya televisi dan radio pun juga sangat baik untuk digunakan oleh tenaga pendidik dalam memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial ini pada anak. Misalnya saja seorang tenaga pendidik memberikan tugas kepada anak didiknya untuk mengamati tentang berita di televisi.
Selain hal tersebut juga memungkinkan untuk melakukan observasi secara langsung baik di museum, pasar atau di lingkungan masyarakat.
Selain media pembelajarannya yang harus sesuai dan lengkap, metode pembelajarannya pun harus dipikirkan dan diterapkan sesuai dengan materi yang akan dibahas. Macaam-macam metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPS adalah :
a. Contectual teaching and learning (CTL)
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Karakteristik pendekatan pembelajarn CTL adalah :
1. Kerja sama
2. Menyenangkan.
3. Pembelajaran terintegrasi
4. Menggunakan berbagai sumber
5. Siswa (aktif,kreatif,dan kritis) ,guru (harus kreatif).
6. Dinding kelas dan lorong –lorong penuh dengan hasil karya siswa,misalnya peta,gambar,ceritera,puisi.
7. Laporan kepada orang tua tidak hanya berupa rapor,tetapi dapat berupa hasil karya siswa,misalnya laporan / tugas,karangan.
b. Cooperative learning
Cooperative learning atau sering disebut dengan kooperasi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang diorganisasikan. Pembelajaran tersebut difokuskanpada pertukaran informasi terstrukturantar sisswa dalam kelompok yang bersifat social dan pembelajar bertanggung jawab atas tugasnya masing – masing.

c. Metode karyawisata
Metode karyawisata dapat dilaksanakan dengan mengadakan perjalanan dan kunjungan yang hanya beberapa jam saja ke tempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah , asalkan maksudnya memenuhi tujuan instruksional IPS. Seorang guru dapat menerapkan metode karya wisata yang terarah dan sesuai dengan tujuan instruksionalnya

d. Metode role playing (bermain peran )
Metode role playing tidak bias lepas dari metode sosiodrama , sebab keduanya sama - sama dapat diterapkan dalam pengajaran IPS yang sukar dipisahkan satu sama lainnya. Role playing adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan , sikap , tingkah laku ,nilai dengan tujuan menghayati perasaan , sudut pandang , dan cara berpikir orang lain.
Dengan demikian roel playing merupakan sutau teknik atau cara agar para guru dan siswa memperoleh penghayatan nilai – nilai dan perasaan. Sedangkan sosiodrama berarti mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial.

e. Metode simulasi
Istilah simulasi berasal dari kata simulate yang berarti pura –pura dan simulation yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya pura – pura. Sebagai metode mengajar, simulasi diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep, prinsip atau sesuatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan.

Selain metode-metode yang telah disebutkan diatas, dapat pula digunakan suatu metode yang bernama problem solving. Penerapan metode problem solving memungkinkan siswa dalam mengidentifikasi masalah, memperoleh data, menyusun hipotesis dan mengaplikasikan konsep. Peningkatan dapat dilihat dari perolehan skor aktivitas siswa secara klasikal dan secara individu. Hal ini sesuai dengan teori metode problem solving menurut Oemar, (1980: 34) adalah suatu jenis cara belajar discovery dalam hal ini siswa, baik secara individu maupun kelompok berusaha memecahkan masalah/problem yang nyata. Pemecahan masalah secara kelompok dipandang lebih menguntungkan karena dapat memperoleh latar belakang yang lebih luas, dan dengan demikian lebih banyak memunculkan ide hipotesa dan kritik.
Menurut peneliti metode pemecahan masalah (problem solving method) yaitu metode yang dipakai oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk melatih siswa menghadapi berbagai masalah nyata, melalui proses dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut penelitian juga metode problem solving ini, terbukti dapat membuat siswa lebih aktif dan suasana kelas menjadi lebih hidup. Hal ini disebabkan adanya aktkfitas yang dilakukan siswa ketika di dalam, siswa dapat bergerak bebas kemanapun karena ketika metode problem solving ini diterapkan siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok harus saling berinteraksi. Selain itu siswa merasa senang karena mereka belajar dengan suasana yang baru yang lebih menarik dibandingkan dengan metode ceramah yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah oleh para guru yang tidak mau untuk berinovasi. Metode ceramah bukan termasuk metode yang kurang bagus tetapi metode yang kurang tepat apabila terus digunakan pada setiap pembelajaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar